Sumsel.news – OKU Timur – Agar tanaman padi pertumbuhannya tetap bagus dan diharapkan menghasilkan panen yang memuaskan, ditengah kelangkaan pupuk bersubsidi. Para petani di Kabupaten OKU Timur harus membeli pupuk non subsidi, yang harganya tergolong mahal, seperti yang diungkapkan oleh Wani salah satu petani di Kecamatan Madang Suku II, Kabupaten OKU Timur, Jumat (8/1).
Menurut Wani, saat ditemui dilokasi lahan sawahnya yang ada di Desa Pandan Agung, Kecamatan Madang Suku II, Mengatakan, bahwa akibat kelangkaan pupuk urea dan sp 36 yang bersubsidi, terpaksa keluarganya harus menganggarkan pengeluaran untuk perawatan padinya meningkat dari musim sebelumnya.
“Sebab akibat kesulitan mendapatkan pupuk urea dan sp 36 bersubsidi. Untuk memupuk padi dterpaksa harus menggunakan pupuk tak bersubsidi salah satunya pupuk phonska plus yang ukuran berat 25 kg persak dengan harga rp 185 ribu, meskipun harga ini termasuk mahal, namun apa boleh buat karena jadwal memupuk padi sudah tiba,” ucapnya.
Ditambahkanya, sebagai petani dirinya tak bisa berbuat banyak dan menerima harga yang ada saja dan tak mau ambil pusing. Hanya saja dirinya berharap panen kali ini padi tak banyak gangguan hama dan bagus, serta harganya diharapkan mampu membuat petani tersenyum.
“Sebagai petani saya hanya berharap hasil panen bagus, sehingga biaya termasuk pupuk dan lainya bisa kembali serta ada sisa kelebihan untuk kebutuhan hidup,” harapnya.
Seperti diketahui di masyarakat, untuk harga pupuk bersubsi sp 36 di toko sebelum ada kelangkaan harganya sebesar rp 160 ribu per 50 kg nya, sementara pupuk urea harga rp 110 ribuan per 50 kgnya.
Dalam satu kali musim, umumnya petani di Kabupaten OKU Timur melakukan pemupukan padi selama dua kali, yakni umur 7 samai 10 hari, dan waktu memupuk kedua saat umur padi tiga minggu sampai satu bulan.(apen)
Komentar