Pilkades Manifestasi Kemajuan Desa

Berita, Opini727 Dilihat

Oleh Rusli Hermawan Ketua Karang Taruna Desa Gunung Mas, Kecamatan Belitang, OKU Timur

HARI Rabu 07 April 2021, mendatang bila tidak ada perubahan pesta demokrasi lingkup desa dilaksanakan serentak di OKU Timur. Ada 20 kecamatan, diketahui bersama rencana pilkades untuk 223 desa menjadi kesempatan bersama bahwa nantinya akan mengusung tema “Pilkades Damai Tahun 2021”.

Pemilihan umum merupakan fenomena politik yang bisa dijelaskan dari dimensi sistem, kontestasi, proses, nilai dan norma, dan dalam metode tertentu. Namun pada kali ini sedikit berbeda. karna kita semua tau kita sedang di landa wabah Covid – 19 untuk itu kita wajib mematuhi protokol kesehatan diantaranya mencuci tangan , memakai masker ,dan menjaga jarak.
Pilkades, bagi saya ada 3 catatan atau argumen penting dalam tulisan “pilkades manifestasi kemajuan desa” ini: Pertama, Pilkades adalah pesta demokrasi dan politik desa. Pesta demokrasi politik desa ini lebih cenderung berkualitas hasilnya ketimbang pesta demokrasi dan politik yang terjadi di tingkat kabupaten, walikota, gubernur provinsi maupun nasional. Pemilihan kepala desa (Pilkades) konon dianggap sebagai arena demokrasi yang paling nyata di desa, dalam Pilkades terjadi kompetisi yang bebas, partisipasi masyarakat, pemilihan secara langsung dengan prinsip one man one vote. Partisipasi masyarakat merupakan keharusan dalam mewujudkan pemerintahan yang demokratis, Partisipasi masyarakat merupakan salah satu syarat untuk mewujudkan pemerintahan yang demokratis, meskipun bentuk-bentuk partisipasi masyarakat ini dapat diekspresikan dalam berbagai macam.

Kedua, Pilkades merupakan suksesi memilih pemimpin desa yang murni. Proses itu tentu datangnya dari masyarakat desa itu sendiri dengan sistem pemilihan yang sudah modern dan demokrasi, tak ubahnya seperti pesta demokrasi dan politik tingkat provinsi maupun daerah. Dalam hal ini Pilkades juga terdapat KPKD (Komite Pemilihan Kepala Desa) yang dipilih langsung oleh masyarakat desa secara Indefenden untuk dipercaya menyelenggarakan Pilkades. Selama ini suksesi Pilkades tidak pernah kering dari pembicaraan mulai dari mulut kemulut, dari pena ke pena, dan dari otak ke otak. Hal ini terjadi mengingat karena Pilkades adalah refleksi bagaimana demokrasi itu coba diimplementasikan. Disisi lain Pilkades merupakan sarana sirkulasi elit dan transfer kekuasaan di tingkat lokal. Dalam konteks ini Pilkades diharapkan secara langsung membuat masyarakat mengerti akan hak dan kewajibannya. Pilkades adalah suatu moment dimana masyarakat mengerti posisi mereka sebagai warga dalam percaturan politik di desa tersebut. Dimana terjadi proses interaksi antara rakyat dan pemerintah sebagai wujud adanya demokrasi dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat.

Dimaklumi bersama, Pilkades tidak sesederhana apa yang kita bayangkan. Di dalamnya berimplikasi tentang banyak hal mengenai hajat hidup dan kepentingan orang banyak. Mulai dari proses, hasil hingga pasca kegiatan Pilkades adalah satu kesatuan yang utuh dan erat terkait di dalam menentukan arah dan agenda enam tahun ke depan ke mana desa tersebut akan dibawa.

Dan Ketiga, Pilkades adalah pembuka jalan pembaharuan desa. Demokrasi desa setidaknya menurut sya dibentuk dengan tiga tata yang dihasilkan dari “kontrak sosial” masyarakat setempat: tata krama, tata susila (etika) dan tata cara atau rule of law. Tata krama dan tata susila adalah bentuk budaya demokrasi yang mengajarkan toleransi, penghormatan terhadap sesama, kesantunan, kebersamaan, dan lain- lain. Tata cara adalah sebuah mekanisme atau aturan main untuk mengelola pemerintahan sesuai tupoksi (tugas pokok dan fungsi), hukum waris, perkawinan, pertanian, pengairan, pembagian tanah, dan lain-lain. Hasil Pilkades, sesungguhnya jabatan politis yang kuat dan berdaulat.

Apa yang menjadi menarik dari acara pemilihan pimpinan desa tersebut, bukan saja melibatkan seluruh elemen masyarakat desa dalam penyelenggaraannya, tapi juga menjadi sokongan para pelaku politik praktis yang mempertontonkan kolosal dalam kemasan manis ala demokrasi yang dilakukan oleh masing-masing pelaku. Karena yang menjadi tujuan ini adalah kemenangan dengan meraup suara terbanyak.

Maka dari itu semakin banyak yang ikut kontestasi mencalon kades , maka hal ini menandakan bahwa kepekaan terhadap hal yg dirasa kurang ideal dan pendewasaan sosial sudah terlihat sehingga kedepan menjadi harapan, sebagai manifestasi kemajuan dari desa itu sendiri.

Terahir bagaimana saat ini kita mampu mengontrol suhu politik kembali redam, hindari cheos antar pendukung calon, hindari hatespech dan opini yg tak berdasar dan mari kembali seperti semula, karna apapun pilihannya soal rasa tak bisa dipaksa sama, selamat datang pesta demokrasi rakyat dan selamat memilih pemimpin yang sehat dan demokratis.

Komentar