SUMSEL.NEWS – Jakarta – Musyawarah Nasional Kohati (MUNASKOH) PB HMI Ke XXIV tengah berlangsung sejak dibuka pada Rabu (17/03) hingga direncanakan berakhir pada Senin (22/03) sebagai satu rangkaian dalam Kongres HMI Ke XXXI dengan ikhtiar “Merajut Persatuan Untuk Indonesia Berdaulat dan Berkeadilan”.
Tahun 2021 menjadi waktu dengan penyelenggaraan MUNASKOH yang diwarnai dengan penuh pertarungan menarik diantara para kandidat yang merupakan kader terbaik dari masing-masing cabang yang berhasil lolos verifikasi berkas oleh Steering Committee sebagai Calon Kandidat Ketua Umum Kohati PB HMI Periode 2021-2023 di tengah situasi pandemi yang masih mereda.
Octy Avriani Negara, salah satu dari Kandidat Ketua Umum Kohati PB HMI Periode 2021-2023 dengan nomor urut 04 membawa gagasan yang diusung melalui visi, “Elaborasi Kohati Profesional Menuju Organisasi Futuristis” dengan 5 misi yang turut menjadi gagasan yang ia bawa untuk Kohati kedepan.
“Menjadi Ketua Umum Kohati PB HMI bukanlah tujuan utama, namun lebih dari itu semua bahwa sebuah pengabdian terhadap Himpunan adalah hal yang paling prinsipil dalam mengimplementasikan kemampuan guna memimpin organisasi perempuan yang menaungi mahasiswa sekaligus sebagai bidang pemberdayaan perempuan dalam Tubuh HMI”, tegasnya, dilansir klikwarta.com.
Sebuah langkah elaborasi dalam tubuh KOHATI dengan sikap profesional menuju organisasi futuristis merupakan upaya yang perlu dijalani guna menjawab setiap kebutuhan di masa depan khususnya bagi perempuan. Sikap profesional yang diusung ialah sebagai seorang pemimpin tentu harus siap adaptif terhadap kondisi masa kini dan masa yang akan datang dengan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai profesional.
Octy juga menjelaskan bahwa MUNASKOH bukan hanya menjadi ajang gagah-gagahan semata antar kandidat. Namun, tentunya momentum ini harus dijadikan upaya dialektika gagasan besar demi kemajuan KOHATI serta untuk Bangsa dan Negara.
Sebagai seorang perempuan kelahiran Bengkulu, Octy menyampaikan kondisi hari ini dimana pertemuan arus gagasan besar yang nantinya bisa menjadi elaborasi bagi semua kandidat yang perlu dimeriahkan dengan ide-ide produktif guna menunjang kebaikan untuk semua kalangan tanpa mengutamakan intrik serta gesekan antar kandidat.
“Musyawarah ini haruslah dijadikan sebagai arus kebangkitan bersama dan demi kebaikan semua kalangan”, ungkapnya.
Ditambahkannya, bahwa konektifitas yang ada di HMI dan KOHATI merupakan anugrah bagi semua kader dengan kebesaran organisasi ini. Namun, hari ini adalah soal bagaimana kita mampu adaptif terhadap perkembangan zaman yang semakin cepat sehingga kontribusi pemikiran KOHATI secara kelembagaan mampu menjadi stimulus kebaikan untuk organisasi agar tidak terus menerus terhanyut pada historis kebesaran semata.
Perempuan kelahiran Bengkulu tersebut menambahkan bahwa tugas kita sekarang ini adalah bukan untuk berhasil, tapi mencoba terlebih dahulu, sehingga dalam percobaan tersebut itulah kita mampu menemukan kesempatan untuk berhasil. Ia juga mempertegas bahwa Kontestasi hari ini jangan dijadikan hanya sebagai ajang mencari kemenangan untuk menjadi Ketua Umum semata. Namun, upaya refleksi kebangkitan KOHATI ditengah pandemi Covid-19 untuk menjadi distributor gagasan besar demi kepentingan bersama.
Oleh karena itu, melalui visi misi yang ia usung untuk kedepannya KOHATI harus mampu menciptakan kepemimpinan yang berintegritas, menciptakan platform perkaderan Kohati sesuai zaman dan mampu berdaya, serta berinovasi dalam berkarya dalam usaha sinergitas di antara semua komponen baik internal maupun eksternal.
Mahasiswa S2 STIE Swadaya Jakarta Timur ini, memiliki harapan bahwa akan terpilih Ketua Umum KOHATI yang bisa menerus perjuangan-perjuangan kaum perempuan dan menjadi teladan bagi para perempuan seperti halnya kekaguman beliau terhadap sosok Ibu Fatmawati.
Komentar