Sumsel.news – OKU Timur – Mahasiswa Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) T-18 Universitas Nurul Huda (UNUHA) mengunjungi pengrajin tikar purun asli Desa Kota Negara Timur. Pada tanggal 25 Juli 2024.
Masyarakat Desa Kota Negara Timur memanfaatkan rumput purun yang tumbuh liar di rawa sekitar tempat tinggal mereka, untuk dijadikan bahan kerajinan tikar yang nyaman dipakai sehari-hari. Selain itu, tikar purun hasil buatan warga harganya terjangkau, dan mudah didapatkan.
Mahasiswa KKN T-18 Universitas Nurul Huda Dwi Fu’adi, menjelaskan selama mengunjungi pengrajin tikar purun mereka banyak berdiskusi dan bertanya proses pembuatan produk local Desa Kota Negara Timur ini.
Cara pembuatan tikar, bahannya berasal dari rumput purun diambil warga langsung dari rawa yang tak jauh dari rumahnya. Setelah itu, rumput purun lalu dibersihkan. Setelah bersih, kemudian dijemur sampai kering. Lalu pada tahapan berikutnya rumput purun akan di tumbuk hingga pipih.
“Selanjutnya rumput purun yang telah pipih, dibiarkan selama dua hari dan dilanjutkan proses penganyaman,”
Dwi Fu’adi, menyebutkan setelah selesai penganyaman menjadi tikar, biasanya warga langsung memasarkan hasil kerajinannya kepasar tradisional.
“Omset yang didapatkan penggrajin mencapai Rp 300 ribu perbulannya, dikarenakan tikar yang dijual di pasar tradisional tidak setiap harinya terjual,” sebut Dwi.
Selain itu, selama mereka berkunjung ke pengrajin melakukan dokumentasi, dan membantu memperluas jangkauan pasar melalui promosi di sosial media. Dengan harapan UMKM tikar purun dapat bersaing dalam pemasaran yang semakin terbuka.
Zulaikah M.Pd, Dosen Pembimbing Lapangan merinci melalui kerja keras dan dedikasi mereka. Mahasiswa KKNT-18 UNUHA tidak hanya mengangkat peran UMKM tikar purun dalam perekonomian lokal, tetapi juga meneguhkan komitmen untuk menjaga keberlanjutan lingkungan dan memperkuat keterhubu sosial antar generasi.
Harapannya agar inisiatif ini, dapat menjadi inspirasi bagi generasi mahasiswa lainnya untuk terlibat lebih dalam, pada pembangunan masyarakat melalui inovasi dan penghargaan terhadap kearifan local.
“Ini adalah contoh nyata bagaimana pendidikan tinggi dapat berperan aktif dalam pengembangan ekonomi lokal dan pelestarian budaya,” rinci perempuan belum lamai ini menggelar workshop pembuatan presentasi virtual guna meningkatkan literasi digital bagi para guru Yayasan Pendidikan Subulussalam.
(apen/ril)
Komentar