HMI Minta Pemkab Turun Pastikan Harga Gabah Stabil

Belitang, Berita325 Dilihat

SUMSEL.NEWS – BELITANG – Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang OKU Timur mendukung surat edaran yang dikeluarkan oleh Bupati OKU Timur nomor 520.3/169/Diketpang/III/2021. Tentang stabilisasi harga gabah dan beras di Kabupaten OKU Timur. HMI meminta Bupati OKU Timur turun mengecek dan memastikan dilapangan hasil panen milik petani dibeli harga Rp 4.200 perkg. Selasa (23/03/2021).

Berdasarkan Permendagri Nomor 24 Tahun 2020. Tentang harga pembelian Gabah dan Beras pada pasal 3 ayat 1 poin A harga GKP. Di tingkat petani, Harga harus dibeli dengan harga Rp 4200 perkg dan harga beras Rp 8.300/kg Di Gudang Bulog.

Kenyataannya kini, harga gabah dan beras mengalami anjlok. Harga milik petani di OKU Timur dibeli tengkulak dengan harga Rp 3.200 perkg. Harga ini membuat para petani semakin menjerit. Akibat pendapatan hasil jual, bila dikurangi biaya penanaman dan perawatan padi hingga panen kurang menguntungkan.

HMI Cabang OKU Timur melalui Ketua Bidang Partisipasi Pembangunan Daerah (PPD) Wahid Zakaria. Mengatakan, sangat menyayangkan pemerintah kabupaten tidak mewanti-wanti sebelumnya, sehingga harga gabah yang terjun bebas pada saat petani panen raya.

 “Seharusnya pemerintah terjun kelapangan untuk mensurvei secara berkala. Agar harga gabah yang dibeli dari petani oleh tengkulak tidak terjun bebas seperti saat ini,” ucapnya. Selasa (23/03/2021)

HMI Cabang OKU Timur sebagai penyambung aspirasi masyarakat, sangat menaruh harapan besar kepada Pemerintah Kabupaten OKU Timur. Dengan keluarnya surat edaran bupati. Agar dapat di indahkan oleh para pembeli gabah (Pabrik Penggilingan Padi atau tengkulak) yang ada di OKU Timur. Sehingga dapat menormalkan harga sesuai standar, seperti dirincian harga gabah yang sudah tertera di surat edaran.

“Jadi besar harapan para petani apabila harga gabah di kalangan para tengkulak bisa mencapai harga setidaknya Rp. 4.000 perkg GKP. Dengan harga bisa mencapai Rp 4.000 saja, petani sudah makmur dan senang. Karna saat ini, tidak sebanding dengan harga sarana produksi pertanian dan perawatan, yang pada saat kemarin mengalami kenaikan harga,” pungkasnya.(andri).

buat web

Komentar