Oleh: Al-Mahfud*
Tak dapat dipungkiri bahwa sektor pendidikan adalah kunci untuk mewujudkan Indonesia Emas 2045. Dengan bonus demografi yang akan didapatkan, sangat penting membekali generasi muda dengan pendidikan yang bermutu. Indonesia yang maju dan sejahtera hanya terwujud ketika generasi mudanya mendapatkan pendidikan berkualitas, sehingga mereka tumbuh menjadi generasi yang berkompeten dan berdaya saing sehingga membawa bangsa ini menuju kemajuan.
Bagaimana pembangunan bidang pendidikan berlangsung saat ini? Seperti apa capaian pembangunan pendidikan di Indonesia saat ini? Berbagai indikator bisa dilihat sebagai gambaran bagaimana program-program pembangunan pendidikan dilakukan, sejauh mana capaiannya, dan bagaimana tantangannya.
Salah satu indikator yang bisa kita lihat adalah data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia selama beberapa tahun terakhir. IPM merupakan pengukuran perbandingan dari harapan hidup, pendidikan, dan standar hidup, serta digunakan sebagai indikator menilai aspek kualitas dari pembangunan (Direktorat Analisis dan Pengembangan Statistik BPS, 2015).
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), selama 10 tahun terakhir, IPM Indonesia mengalami tren peningkatan dari 68,90 pada tahun 2014 menjadi 73,55 pada tahun 2023. Selama tahun 2020-2023 IPM Indonesia meningkat rata rata 9,72 poin per tahun. Adapun peningkatan IPM 2024 tersebut terjadi pada semua dimensi, mulai dari umur panjang dan hidup sehat, pengetahuan, maupun standar hidup layak.
Dimensi pendidikan dalam IPM diukur dengan Rata-rata Lama Sekolah (RLS) dan Harapan Lama Sekolah (HLS). Masih dari data BPS, angka Harapan Lama Sekolah (HLS) anak usia 7 tahun ke atas meningkat dari 12,55 tahun (2015) menjadi 13,15 tahun (2023).
Pemerataan dan perluasan akses pendidikan
Program-program pendorong perluasan dan pemerataan akses pendidikan menjadi hal mendasar yang telah dilakukan. 10 tahun terakhir, Kemendikbudristek mendorong pemerataan dan perluasan akses pendidikan lewat Program Indonesia Pintar (PIP) bagi anak dari keluarga miskin dan rentan miskin.
Hingga 2024 sudah ada 18,6 juta siswa jenjang pendidikan dasar dan menengah atau sederajat yang berasal dari keluarga miskin memperoleh bantuan dana tunai program PIP (Data Puslapdik Kemendikbudristek). Bahkan, mulai 2024 ini, besaran bantuan PIP untuk siswa SMa dan SMK naik dari Rp1 juta menjadi Rp1,8 juta.
Kemudian, guna meningkatkan akses pendidikan di daerah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T), ada program Afirmasi Pendidikan Menengah (ADEM), Afirmasi Pendidikan Tinggi (ADik), dan juga Afirmasi Program Pendidikan Profesi Guru (PPG).
Kurikulum
Bagaimana dengan sistem dan kualitas pendidikan saat ini? Kita bisa melihat salah satunya dari implementasi kurikulum yang digunakan dan bagaimana dampaknya.
Sejak 2022, Kurikulum Merdeka (KM) mulai dijalankan dengan semangat membangun pendidikan yang memerdekakan, di mana peserta didik belajar dengan antusias, ceria, sesuai minat dan bakat.
Berdasarkan data Kemdikbudristek, Kurikulum Merdeka terbukti meningkatkan skor literasi dan numerasi siswa di Indonesia. Angka literasi SMP/MTs sebelumnya 2,69 (Kurikulum 2013), setelah menerapkan KM pada tahun 2020, terus terjadi peningkatan siginifikan menjadi 4,84 (2020), 5,7 (2021), dan 7,15 (2022).
Penerapan Kurikulum Merdeka juga meningkatkan skor numerasi. Pada sekolah-sekolah di daerah 3T, penerapan KM selama satu tahun mendorong peningkatan skor numerasi sebesar 8,15. Kemudian 8,79 untuk implementasi dua tahun, dan 12,49 untuk implementasi tiga tahun.
Kemudian untuk sekolah non-3T, implementasi KM selama setahun mendorong angka numerasi mencapai 10,4, implementasi dua tahun mencapai 12,85, dan implementasi selama tiga tahun membuat skor numerasi sampai di angka 13,14.
Tidak bisa dipungkiri, penerapan Kurikulum Merdeka memang masih dihadapkan berbagai tantangan. Seperti SDM guru yang masih perlu ditingkatkan hingga sarana prasarana belum sepenuhnya menunjang. Meski demikian, berbagai capaian pembangunan bidang pendidikan yang sidah dipaparkan memberi kita harapan ke depan.
Keberlanjutan program-program yang sudah terbukti berdampak positif bagi pembangunan pendidikan juga menjadi penting dipastikan, sembari terus melakukan evaluasi dan perbaikan. Harapan kita, keberlanjutan pembangunan bidang pendidikan ini bisa berkesinambungan, sehingga kualitas pendidikan meningkat dan berdampak positif bagi kemajuan bangsa.
*Penulis, aktif menulis topik pendidikan
Komentar